Muda Maruli Harahap Soroti Pembangunan 50 Milyar di UIN Sumut

Medan,-

Muda Maruli Harahap Kepada awak media menyebutkan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) telah menyandang predikat "unggul' sebuah pencapaian administratif yang tentu membanggakan.Selasa.05/08/2025.

Namun di balik gemerlapnya prestasi itu, terdapat luka lama yang belum sembuh, gedung perkuliahan terpadu yang mangkrak sejak Tahun 2018, dibiarkan terbengkalai tanpa kejelasan fungsinya," Pungkasnya.

Gedung yang dibangun dengan dana SBSN lebih dari Rp.50 miliaran itu kini menjadi simbol ironi, di tengah semangat akademik dan pengembangan institusi, justru berdiri bangunan kosong yang ditumbuhi semak-semak yang nyaris terlupakan,"Tandasnya.

Para mahasiswa terus bertanya, publik mengamati: di mana tanggung jawab para pengelola kampus?

Rektor UINSU saat ini, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., telah menyatakan komitmennya menyelesaikan masalah ini. Namun hingga kini, progres yang dijanjikan masih belum tampak. Kondisi tersebut menimbulkan kesan bahwa pernyataan hanya tinggal janji, tanpa langkah yang konkret.

Gedung mangkrak ini bukan sekedar masalah infrastruktur. Ia adalah bukti lemahnya tata kelola, buruknya pengawasan proyek, dan minimnya keberanian menyelesaikan warisan kegagalan masa lalu. Di tengah status kampus unggul justru luka ini semakin mencolok,"Terangnya.

Mahasiswa sebagai pihak terdampak langsung nyaris tak dilibatkan dalam proses pemulihan. Aspirasi kritis sering diabaikan, sementara mereka dituntut terus berprestasi di ruang-ruang belajar yang tidak ideal. Ketika suara mahasiswa dibungkam, yang lahir adalah krisis kepercayaan terhadap institusi,"Jelasnya.

Predikat 'unggul' seharusnya tidak hanya menempel di piagam penghargaan, tetapi tercermin nyata dalam pembenahan fisik, mental, dan manajerial kampus. Gedung yang terbengkalai mencoreng kredibilitas kampus sebagai lembaga ilmiah yang dipercaya publik.

Kini bukan saatnya saling melempar tanggung jawab. Sudah waktunya UINSU menyelesaikan luka lamanya dengan aksi nyata, bukan sekadar retorika. Tanpa penyelesaian yang konkret, maka keunggulan yang dibanggakan hanya akan menjadi topeng rapuh di atas luka yang menganga.Tutupnya.(tim)